Bogor – Menumbuhkan literasi pada anak-anak masa kini tidak mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, diantaranya adalah ‘mengalahkan’ minat anak terhadap aplikasi digital di smartphone yang lebih menarik dibandingkan sebuah buku. Padahal, membaca buku memiliki segudang manfaat.
Menurut Konsultan Parenting Egi Wahyuni, membaca buku akan menciptakan imajinasi yang beragam di dalam setiap kepala orang. Pernyataan ini dia kemukakan setelah membandingkan beberapa buku dan hasil adaptasinya ke dalam bentuk film. Seperti buku Twilight karya Stephenie Meyer dengan hasil adaptasinya pada serial Twilight Saga yang diperankan Robert Pattinson dan Kristen Stewart.
“Dibandingkan dari hasil bacaan saya, Edward Cullen itu sangat berbeda dengan tokoh yang diperankan dalam film Twilight,” ucap Egi saat menjadi narasumber di lokakarya bertajuk Pembudayaan Literasi Berbasis Keluarga di Ruang Perpustakaan KAIT Plus, Minggu (13/10/2024).
Untuk membuktikan pendapatnya, Egi kemudian mengajak audiens mendeskripsikan sosok gadis yang manis dan pemuda tampan. Sebanyak 35 peserta menuliskan berbagai pendapatnya, mulai dari hidung yang mancung, tubuh berotot, hingga komposisi ukuran wajah yang proporsional dan beragam pendapat lainnya.
“Jangan mengingat kembali sebuah imajinasi. Karena imajinasi-lah muncul suatu karya ciptaan. Karena imajinasi terhadap kemampuan burung-lah maka pesawat terbang berhasil diciptakan. Karena kuda ‘mustang’ orang-orang terinsiprasi menciptakan kendaraan yang cepat seperti mobil,” beber Egi.
Egi berbagi kiat mendorong dan menumbuhkan imajinasi anak saat membaca buku yaitu memilih buku bacaan yang kaya imajinasi, saat sedang bercerita dapat berhenti sejenak dan mengajukan pertanyaan terbuka, memperagakan adegan dari buku, mengilustrasikan cerita, menghubungkan cerita dengan kehidupan nyata.
“Selanjutnya, ciptakan akhir cerita yang alternatif. Misalnya kenapa ‘Puteri Salju itu harus hidup bahagia dengan pangeran, bagaimana jika Sang Puteri juga bisa bahagia bersama tujuh kurcaci?’,” imbuh Egi.
Ketua Yayasan Alang Alang Karina Maharani mengatakan, literasi telah menjadi gerakan bersama. Menumbuhkan semangat literasi bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan seluruh lapisan masyarakat termasuk orang tua, guru, dan anak-anak.
Mengenalkan literasi kepada anak-anak tidak sekadar mengajak membaca buku atau menulis saja. Literasi juga diartikan, mengajak anak-anak ikut menganalisis, menyebarkan bahkan memanfaatkan informasi yang diperolehnya.
“Literasi dalam keluarga sangat penting karena sikap itu akan menjadi fondasi pembelajaran, pengembangan keterampilan kritis, menciptakan komunikasi efektif, penguatan hubungan orang tua dan anak, pengembangan karakter dan empati, serta menciptakan kesadaran sosial dan budaya,”urai Karina.
Karina berbagi pengalamannya dalam menerapkan literasi di keluarganya. Salah satunya menyediakan buku-buku yang kaya visual dan menyelipkan banyak pesan mendidik. Beberapa bagian buku ditayangkan dalam slide, salah satunya cuplikan buku Bluey. Di dalam buku itu, adik Bluey, Bingo mandiri bermain puzzle sendiri saat ayahnya sibuk menambal lantai keramik dan ibunya memperbaiki kloset yang rusak.
Gerakan literasi di keluarga harus terhubung dengan literasi di sekolah. Langkah terkecil dalam literasi yang dapat menghubungkan orang tua dan sekolah adalah dengan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar yang disampaikan melalui pesan grup.
Lokakarya ini mendapat berbagai hal positif dari peserta yang berasal dari berbagai latar belakang yakni para pengajar, sejumlah orang tua, dan perwakilan taman bacaan masyarakat seperti Rumah Aksara Khatulistiwa.
Pembimbing Sekolah Dasar Cerdas Gemilang Hijri menyambut baik lokakarya ini. Menurut Hijri, literasi tidak sama dengan membaca. Untuk menumbuhkan sikap literasi hanya dapat dilakukan dengan membaca berulang-ulang.
Pertemuan itu juga menjadi ajang sosialisasi mengajak masyarakat rajin membaca di Perpustakaan KAIT Plus. Kepala Perpustakaan KAIT Plus Sitta Alia menyampaikan bahwa Perpustakaan KAIT kini dapat diakses publik setiap Selasa hingga Jumat mulai pukul 13.00 hingga 16.00. (sihar ramses simatupang)